Gairahku Sebagai Cewek Bisex Yang Mempunyai Libido Tinggi
Cerita Seks – Hai Namaku Dewi, umur 25 tahun. Aku termasuk cewek yaang punya tingkat libido yaang tinggi. Aku nggak pernah lama pacaran, karena aku orangnya nggak pernah puas ngesek sama pacar-pacarku dan cepat bosan. Bahkan sampai sekarangpun aku sering mencari kepuasan sendiri. Dan itupun nggak terbaatas, cowok bahkan cewek sekalipun aku doyan.
Yaang paling ngedukung adalah wajahku yaang lumayan & bodiku yang nggak ngecewain. Hanya dengan modal senyum & baju sexy, banyak cowok yaang pengin berbagi kenikmatan denganku. Kebayakan mereka nggak tahaan kalau melihat dadaku yaang padat membusung atau pahaku yaang sekal. Aku jga nggak perlu capek cari partner cewek, karena aku mengenal betul siapa cewek-cewek yaang bisa diajak main.
Aku bekerja sebagai asisten akuntan di sebuah Jasa Akuntan Publik yaang cukup terkenal di Surabaya. Pekerjaan yaang melelahkan dari jam delapan pagi saampai delapan mlm itu terkadang memerlukan refresing jga.
Bahkan hari ini aku lembur sampai jam setengah sebelas. Makanya ketika Kristin, teman kerjaku ngajakin dugem, aku langsung mengiyakan. Aku tahu Kristin nggak mungkin hanya mengaajak dugem aja. Karena aku tahu Kristin itu penganut paham lesbisme namun bisa saja dia bisex .
Tapi tak apalah, aku jga ketagihan digerayangin jemari lentik cewek. Apalagi Kristin sangat menggairahkan. Dadanya montok sedikit tak serasi dengaan tubuhnya yaang agak kurus, tapi kencang banget. Sudah lama aku pengin meremas-remas payudaranya bahkan mengemut puting payudaranya itu.
Dengan naik mobilnya, kami segera meluncur ke sebuah diskotik yaang tak terlalu besar tapi cukup ramai. Sesampainya di diskotik kami segeraa mencari meja kosong di sudut diskotik. Walaupun di pojok tapi cukup mudaah memandang ke arah floor dance.
Lalu kami memesan minuman beralkohol ringan untuk menghangatkan badan. Ketika si pelayan beranjak pergi setelah mengantarkan pesanan kami, Kristin mulai merapatkan tubuhnya kepadaku. Aku pura-pura tak peduli sambil terus mengobrol dengannya.
Tapi makin lama jemari Kristin mulai berani meraba-raba pahaku yaang masih terbalut span ketat. Rangsangan itu mengena padaku hingga aku balas dengan makin memperdekat jarak duduk kami. Tapi belaian Kristin makin panas menyusup ke balik rokku. Karena tak tahan & malu jika harus dilihat orang, aku segera mengajak Kristin melantai.
“Kita turun yuk ??” kataku.
“Enak disini aja ah,” jawabnya menolak.
“Ayo dong Kris.”
Aku menarik tangannya untuk turun ke floor dance. Kami ngedance mengikuti hingar bingar musik diskotik. Dalam keremangan & kilatan lampu, aku lihat keayuan wajah Kristin yaang nampak lugu. Melihatku tersenyum-senyum kearahnya, Kristin meliuk-liukkan tubuhnya erotis. Daya rangsang yaang dinampakkannya dari gerakan tubuhnya dan senyuman nakalnya semaakin membuatku maabuk.
Sambil bergoyang aku peluk tubuhnya hinggaa kedua payudara kami saling berbenturan. Sesekali tanganku dengaan nakal meremas bokongnya yang masih tertutup celana panjang. Tangannya mendekap erat tubuhku bagai taak ingin terlepas. Tanganku kian nakal mencoba berkelana dibalik kemejanya & meremas kedua payudaranya yaang masih terbalut BH.
Ooohh.. begitu halusnya payudara Kriswin, halus & kenyal banget. Lalu tanganku bergerak melepas pengait BH nya sehingga dengan bebas tangan kananku dapat membelai & meremas buah dadanya yaang keras sementara tangan kiriku telah membekap kemaluannya yaang masih terlindung celana panjangnya.
Sementara Kristin memejamkan matanya meresapi setiap sentuhanku sambil terus bergoyang mengikuti musik yaang menghentak-hentak. Tubuhnya bergerak merapat ke tubuhku.
“Kamu ganas jga, ya?” bisiknya.
“Tapi kamu suka kan?”
Kristin merapatkan tubuhnya sambil menciumi belakang telinga kananku. Hembusan hangat nafas Kristin membuat gairahku bagai dipacu. Jemariku segera mencari-cari puting susunya lalu memelintirnya sampai membuat Kristin mengikik kegelian.
Satu jam kemudian Kristin mengaajakku pergi dari diskotik itu. Kami telah sama-sama sepakat akan meneruskan gairah kami hingga terpuaskan. Kami menuju ke sebuah hotel terdekat lalu segera menuju kamar yang telah kami pesan.
Setibanya di kamar Kristin melucuti pakaiannya sambil menirukan gaya penari stripis. Secara halus, perlahan demi perlaahan dilucutinya pakaiannya satu persatu dengan gerakan yaang membuat air liurku hendak nenetes. Tinggal CD-nya saja yaang masih melekat.
Dengan kedua payudara yaang menggantung indah Kristin mendekatiku perlahan sambil mempermainkan CDnya yaang sudah basah. Akupun ikut melucuti pakaianku dengan gerakan-gerakan yaang jga aku buat seerotis mungkin. Mata Kristin berbinar-binar ketika BH-ku menghilang dari kedua payudaraku.
“Wowww.. besar & kencang sekali.. buat aku ya..” kata Kristin saambil membelai pinggiran buah daadaku, kemudian Kristin mengulum putingnya yang sudah mengeras sejak tadi.
“Ooogghh.. sshh.. enak banget,” rintihku. Bandar Ceme
Diisapnya dalam-dalam putingku itu dengaan keahliannya. Sambil mengisap jemarinya terus menari-nari di payudara kiriku. Tanganku meremas-remas raambutnya yaang mulai kucal sambil meremas-remas payudara kirinya yaang sempat aku gapai.
Lidah Kristin yaang sudah terlatih menyapu seluruh permukaan payudaaraku dan melumat putingku secara bergaantian. Desahan kami berpacu diantaara nafas-nafas kami yaang sudah tak teratur lgi. Kemudian Kristin mencumbui perutku & terus kebawah ke arah pusat kenikmatanku yaang sebelumnya telah ditelanjanginya.
“Bukit venusmu indah banget Wi..” pujinya membuatku tersanjung.
Otot-otot vaginaku teraasa menegang ketika jari-jari Kristin merenggaangkan labia mayoraku. Lalu jari tengahnya mengorek-ngorek klitorisku dengaan penuh perasaan.
“Aaahh.. sshh.. mmhh..” desahku untuk kesekiaan kalinya. “Jilatin say.. aku paaling suka..”
Kristin menjilat klitorisku yaang terasa tegang. Lalu menghisapnya kuat-kuat. Uaahh.. rasanya nikmat banget.. bahkan ketika lidahnya mulai turun menyusuri daerah sekitar lubang kawinku. Rasaanya ingin mengeluarkan semua lava kenikmatanku yaang menggedor-gedor ingin keluar.
Akhirnya Kristin menjatuhkan diri ke tempat tidur & menarik tanganku. Sementara buah dadanya kian kencang. Putingnya kian memerah. Nafasnya tersengal-sengal. Keringat sudah membasahi sekujur tubuhnya. Seperti keringatku.
Juga nafasku. Aku lorot CD-nya yaang sudah basah benar. Lalu aku menindihnya hingga tubuh & payudara kami saling berimpitan, bibirku dilumatnya dengan liar. Vagina kami saling bergesekan hingga menimbulkan rasa panas di masing-masing vagina kami. Suara srek.. srek.. akibat gesekan rumput vagina kami menambah nikmat sensasi yaang tercipta.
“Ooohh.. Wi.. sudah lama baanget aku naksir kaamu.. aahhgghh..”
“Mlm ini aku milikmu Kriiss..”
Setelah sepuluh menit kami saling berpaagutan lidahku bergeraak menuruni leher jenjang Kristin sampai bibirku hinggap di payudaranya yaang kencang & ramun. Aku hisap puting susunya yaang keras & coklat. Akhirnya tercapai jga keinginanku untuk mengganyang pentilnya yaang besar itu.
“Wii.. terus aachh.. ehmm..” desahnya keenakan.
Kemudian aku semakin turun dan menghisap pusarnya, Kristin tidak tahan diperlakukan demikian. Erangannya semakin panjang.
“Aaach.. geli aach.. Wii..”
Aku terus menghisap-hisap pusarnya lalu aku turun & saat saampai di Vaginanya. Aku sibak rumput-rumput liar di bukit belahnya itu kemudian mulai menjilaatinya dan sesekali menghisap klitorisnya yaang menyembul sebesar kacang.
“Aaacchh.. Wii terus achh.. enak..”
Kristin semaakin menggelinjang tangannya menarik-narik sprei kamar hotel itu dan beberapa saat kemudian dia menjerit kuat. Aaacchh..!! Dan dari vaginanya menyembur lendir kenikmatan yaang cukup banyak. Sruupp.. langsung aku hisap habis. “Aaach Wii.. acchh..” jeritnya untuk kesekian kalinya. #
Setelah mengalami orgasme yaang pertama itu, Kristin tergeletak di atas ranjang. Aku segera meraih HPku di dlm tas. Lalu segera mengirim SMS buat Eric, temaniku ngewe. Kristin yaang tahu kalau aku menghubungi seseorang berlagak cemburu. Dia segera duduk tepat di depanku.
“Sms siapa sih say ??” tanya Kristin cemberut.
“Ada deh..” jawabku sambil tersenyum padanya.
“Ah, nggak asyik. Katanya kamu mlm ini milikku ??” rajuk Kristin yaang kemudian mengutak-utik vaginaku.
Birahiku kembali bergelora. Aku biarkan saja Kristin mempermainkan daerah tersensitifku itu dengan jari-jari lentiknya. Nafasku memburu ketika ujung jari telunjuk Kristin masuk ke dlm lipatan vaginaku yaang berair kemudian mengelus-elus lipatan dalamnya.
“Hoohh.. baby swety.. enak banget..” rintihku. Bandar Ceme
Payudaraku yaang telah bengkak dijilatnya dengan lidahnya kemudiaan dilumatnya putingku yaang sudah sangat keras itu. Sedangkan telunjuknya terus memilin-milin clitorisku.
“Aaaghh.. terus.. yeaahh.. jilatin say..”
Kristin berganti menjilati vaginaku sedangkan tangannya beraalih meremas-remas payudaraku yaang sudah sangat bengkak & berwarna merah oleh hisap-hisapannya. Rasanya kakiku tak kuat menyangga tubuhku yang terasa berat oleh birahi yang telah sampai di ubun-ubun.
Maka aku menghempaskan tubuhku diatas kasur dan Kristin meneruskan permainannya yang membawaku ke awang-awang. Kini kami melakukan 69 style. Saling hisap, saling jilat dan terkadang aku menekan lubang kenikmatannya dengan jempolku. Lubang asyiknya yaang merah merona aku tusuk dengan jari telunjukku berkali-kali, begitu pula yaang dilakukannya terhadapku.
Berkali-kali klitorisku dihisap oleh Kristin kuat-kuat. Berkali-kali Kristin mengalami orgasme, tapi aku masih bisa bertahaan. Hingga kemudian pintu kamar dibuka dari luar dan Eric muncul dari balik pintu.
“Hallo gadis-gadis! Sedang asyik nih ??” sapanya.
“Ric, cepat sodokin aku dengan penismu!” teriakku pada Eric.
Kristin segera minggir ketika Eric melucuti seluruh pakaiannya. Sepintas kulihat roman muka Kristin yaang sedikit cemberut. Tapi aku nggak peduli yaang penting Eric segera memuaskan birahiku & membawaku ke pucuk-pucuk kenikmatan. Eric tersenyum lebar memandangi bibir kemaluanku yaang semakin basah. Aku enggak tahan lgi, segera aku arahkan penis Eric yang sudah mengacung-acung keras itu ke lubang kemaluanku.
“Aaaggh!” pekikku saat Eric menekan penisnya agar masuk semua ke dlm lubang kemaluanku.
Blees!! Akhirnya seluruh batang penis Eric mampu menjebol lubang kenikmatanku. Rasa perih bercampur nikmaat jadi satu ketika Eric mulai mengocok liang kawinku keluar masuk.
“Aaawww.. enak banget vagina kamu Dewi.. seret.. tapi siip..” bisik Eric menyanjungku.
Eric terus memompa vaginaku sampai kami tak saadar mengeluarkan desahan dan rintihan birahi yaang membuat Kristin terangsang banget. Rasa cemburunya hilang bahkan Kristin mendekatiku lalu mengenyot payudara kiriku, sedangkan Eric jga mengenyot payudara kananku.
Segala kenikmatan syahwat aku rasakan dengan mata tertutup & bibir yang menganga mendesah-desah. Hingga kemudian aku merasakan lava kenikmatanku yaang menggedor-gedor.
“Aaahh aku mau keluar.. aahh.. sshh.. aahh..” pekikku.
Eric memompa penisnya semakin cepat hingga aku kesulitan untuk mengimbanginya. Sedangkan lidahnya maupun lidah Kristin semakin liar menjelajahi payudaraku. Lalu.. aahh.. Lendir kenikmataanku menghangat basah& licin menyembur hingga membecek di sekitar selakanganku. Eric terus memompa dengan liar hingga kemudian dia berteriak tertahan,
“Aaagghh!!” Croot..croot.. spermanya muncrat tertelan lubang kenikmatanku hinggaa menghangat di dalamnya.
“Riic.. keluarin penismu itu biar Kristin ngerasain nikmatnya pejuhmu. Kriiss.. hisap vagina aku say..” kataku kemudian.
Kristin menjilat & menghisap tandas semua cairan di vaginaku setelah Eric mencabut penisnya dari Vaginaku. Tapi tiba-tiba saja Kristin terpekik keras,
“Aaacchh!!”
Ternyata Eric menusukkan penisnya ke vagina Kristin yaang cantik kalau menungging. Kristin misuh-misuh tapi kemudian ikutan ngerasain nikmatnya sodokan Eric yaang sudah sangat berpengalaman ngentotin cewek-cewek dari berbaagai usia.
Sambil mengocok maju mundur, Eric berpegangan sambil meremas-remas payudara Kristin yaang sudah keras banget. Aku sendiri menjilati vagina & klitoris Kristin dan sekali-sekali menjilat buah pelir Eric hinggaa membuat merekaa saampai di pucuk-pucuk asmara.
“Aduuh sayang.. terus.. ah.. enak say.., nikmat sekali.. rasanya ingin keluar say, aduuh.. nikmatnya, terus.. yang cepat.. say.. aduh aku nggak tahan ingin keluar..” Kristin menceracau tak karuan beberapa saat kemudian tubuh Kristin menegang dan sur.. suurr croot.. croot.. Kemudian kami bertiga terkulai lemas bersimbah keringat yaang membanjir.
“Makasih ya say.. kalian berdua memang hebat,” gumamku penuh kepuasan.
“Aku jga. Aku kira paling enak itu jdi lesbian, ternyata aku butuh variasi juga dan menjadi bisex ,” sambung Kristin.
“You’re welcome. Kapan-kapan aku bersedia di episode berikutnya..,” ujar Eric. Lalu kami tertidur kelelahan tapi penuh kepuaasan. END ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
AGEN POKER ONLINE | BANDAR CEME | DOMINO QQ ONLINE TERPERCAYA